REGULASI EKSPRESI GEN PADA
EUKARIOTIK
(Induksi dan Represi pada
Prokaryot, Model Operon, dan
lac, Suatu Operon yang Dapat Diinduksi
(Inducible Operon) )
Bakteri
seperti Escherichia coli tersebar di
berbagai kondisi lingkungan. Sel Escherichia
coli mengalami perubahan kondisi pertumbuhan yang cepat pada saat melewati
tractus intestinalis ke sistem pembuangan kemudian ke sungai, danau, dll.
Bakteri ini dapat beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang beragam.
Kemampuan adaptasi organisme bergantung pada kemampuannya untuk ‘turn on’ (menyalakan) dan ‘turn off’ (mematikan) ekspresi
set-set gen yang spesifik bergantung pada lingkungan. Ekspresi gen tertentu
akan dinyalakan apabiila diperlukan dan akan dimatika apabila sudah tidak
diperlukan. Dengan memiliki kemampuan untuk meregulasi ekspresi gen maka
organisme dapat tumbuh dan berkembangbiak pada berbagai kondisi lingkungan (Gardner, 1991).
Gen-gen tertentu, seperti gen-gen
yang spesifik untuk RNA ribosom, protein ribosom, dan RNA transfer diperlukan
setiap saat tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Namun beberapa produk gen
tertentu hanya diperlukan untuk pertumbuhan pada kondisi lingkungan tertentu,
ekspresi gen diregulasi dan produknya disintesis hanya bila diperlukan (Gardner, 1991)
Berdasarkan regulasi transkripsi
pada eukaryot dan prokaryot yang diketahui saat ini, berbagai mekanisme dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori umum yaitu sebagai berikut:
1. Mekanisme
yang terlibat dala ‘turn on’ dan ‘turn off’ yang cepat pada ekspresi gen dalam
respon terhadap perubahan lingkungan.
2. Mekanisme
yang disebut preprogrammed circuits of gene expression
(Gardner,
1991).
A.
Induksi
dan Represi
pada Prokaryot
Produk gen tertentu seperti molekul
tRNA, molekul rRNA, protein ribosom, komponen RNA polimerase (polipeptida), dan
enzim pengkatalis dalam proses metabolik yang sering berfungsi sebagai
‘housekeeping’ merupakan komponen esensial bagi sebagian besar sel hidup. Gen
spesifik untuk produk tersebut tergolong continually
beng expressed pada sebagian besar sel. Gen tersebut diekspresikan secara
konstitutif dan disebut dengan gen-gen konstitutif (gen dasar/ gen pokok) (Gardner, 1991).
Beberapa gen lain diperlukan untuk
pertumbuhan sel dalam kondisi lingkungan tertentu. Sintesis konstitutif dari
produk gen tersebut akan memboroskan energi yang semestinya dapat digunakan
untuk pertumbuhan yang lebih cepat dan reproduksi di bawah kondisi lingkungan
tersebut. Evolusi dari mekanisme regulasi menyebabkan sintesis produk gen
hanya, jika, dan dimana produk tersebut diperlukan. Organisme yang memiliki
mekanisme tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan organisme lain,
karena sangat efisien dalam kontrol ekspresi gen (Gardner, 1991).
Escherichia
coli dan sebagian besar bakteri lain mampu menggunakan salah satu dari
beberapa macam karbohidrat (glukosa, sukrosa, galaktosa, arabinosa, laktosa)
sebagai sumber energi. Apabila glukosa tersedia di lingkungan, maka Escherichia coli akan lebih memilihnya
untuk bahan metabolisme. Apabila glukosa tidak tersedia, Escherichia coli masih tetap dapat tumbuh dengan baik dengan
menggunakan karbohidrat lain. Sel-sel yang tumbuh di dalam laktosa akan mensintesis
β-galaktosida dan β-galaktosida permease yang merupakan enzim katabolisme
laktosa. β-galaktosidase yang berperan dalam proses pemecahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa, dan β-galaktosida permease yang berperan dalam pemompaan
β-galaktosida ke dalam sel. Sintesis enzim-enzim tersebut memerlukan energi
dalam bentuk ATP dan ADP
(Gardner, 1991).
Pada lingkungan yang alami (tractus
intestinal dan sistem pembuangan), terkadang Escherichia coli menghadapi keadaan dimana tidak tersedianya
glukosa, melainkan tersedianya laktosa. Pada keadaan tersebut, gen Escherichia coli yang terlibat dalam
penggunaan laktosa tidak terekspresi. Apabila sel bakteri yang tumbuh dalam
karbohidrat selain laktosa dipindahkan ke medium yang mengandung laktosa
sebagai satu-satunya sember karbon, maka sel bakteri tersebut akan mensintesis
enzim yang diperlukan untuk penggunaan laktosa. Proses ekspresi gen yang ‘turn
on’ oleh respon substansi dalam lingkungan disebut induksi.Gen yang terekspresi disebut inducible genes, produk yang dihasilkan disebut inducible enzymes bila produk berupa
enzim. Substansi lain yang dapat direspon disebut inducer (Gardner,
1991).
Enzim yang terlibat di dalam
lintasan katabolik (degradasi) seperti dalam penggunaan arabinosa, galaktosa,
dan laktosa dapat diinduksi. Proses induksi tersebut terjadi pada tahapan
transkripsi. Induksi akan mengubah kecepatan sintesis enzim.
Bakteri memiliki kapasitas metabolik
untuk sintesis sebagian besar molekul organik, misalnya Escherichia coli, bakteri ini memiliki lima gen pengkode enzim yang
diperlukan dalam sintesis triptofan. Kelima gen tersebut akan diekspresikan
ketika Escherichia coli berada dalam
lingkungan tanpa triptofan. Apabila di lingkungan tersedia cukup triptofan
untuk pertumbuhan yang optimal, maka sintesis triptofan lebih lanjut dapat
memboroskan energi karena bakteri
tersebut dapat menganbil triptofan eksternal. Sintesis enzim biosistematik
triptofan di ‘turn off’ apabila triptofan tersedia di lingkungan eksternal.
Proses ‘turn off’ tersebut disebut dengan represi. Suatu gen yang ekspresinya
di’turn off’ disebut direpresi dan apabila ekspresi tersebut di’turn on’ gen
dikatakan diderepresi. Enzim yang merupakan komponen lintasan anabolik sering
direpresi. Represi terjadi pada tahap transkripsi (Gardner, 1991).
B.
Model
Operon
Pada tahun 1965
F. Jacob dan J. Monod mengemukakan
model
operon untuk menjelaskan regulasi gen yang mengkode enzim untuk pemanfaatan
laktosa pada E coli. Keduanya
mengusulkan bahwa transkripsi satu atau satu set gen struktual yang
berdampingan/bersebelahan/berdekatan, diregulasi oleh elemen-elemen engendali, salah satunya yaitu gen
regulator yang mengkode suatu protein yang disebut represor, dibawah kondisi
tertentu represor mengikat elemen kedua yaitu operator. Jika represor diikat
operator, transkripsi gen-gen struktual tidak dapat terjadi. Saat ini telah
diketahui bahwa pengikatan represor pada operator mencegah RNA polimerase dari
pengikatan promotorsite, yang terletak bersebelahan dengan urutan operator.
Operator biasanya terletak diantara promoter dan gen-gen struktural. Suatu unit
bersebelahan yang lengkap terdiri dari gen struktural, operator dan promoter
disebut operon (Gardner,
1991).
Perbedaan
essensial antar ‘inducible operon’ dan ‘repressible operon’ adalah:
1.
Pada fenomena inducible operon, reseptor
bebas mengikat operator, transkripsi ‘turn off’.
2.
Pada fenomenan repressible operon,
reseptor bebas tidak dapat menikat operator. Hanya kompleks molekul
represor-efektor yang aktif mengikat operator.
Suatu
transkripsi mRNA tunggal membawa kode informasi suatu keseluruhan eperon. Jadi
mRNA pada operon terdiri atas lebih dari satu gen struktural atau poligenik.
Sebagai contoh, mRNA operon triptofan pada E. coli adalah makromolekul besar yang
membawa urutan pengkode lima polipeptida berbeda yang spesifik. Oleh karena
adanya ko-trankripsi, semua gen struktural dalam suatu operon terekspresi
secara terkoordinasi (Gardner,
1991).
C.
lac, Inducible Operon
Jacob dan Monod
mengusulkan model operon yang sebagian besar dihasilkan dari hasil studi mereka
pada operon lac E. coli. Operon lac
terdiri dari sebuah promotor, operator dan 3 gen struktural, z, y,
dan a, yang mengkode enzim
β-galaktosidase, β-galaktosida permease, dan β-galaktosida transasetilase
secara berurutan. β-galaktosida permease memompa laktosa ke dalam sel,
β-galaktosidase memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Fungsi
β-galaktosida belum jelas.
Gen regulator lac disimbolkan dengan gen i,
yang mengkode suatu represor yaitu 360 asam amino. Bentuk aktif represor lac adalah tetramer yang mengandung 4
copi produk gen i. Apabila tidak
terdapat inducer, represor akan mengikat urutan operator lac, mencegah polimerase RNA dari pengikatan pada promotor dan
transkripsi gen-gen struktural. Beberapa molekul produk gen z, y,
dan a disintesis dalam keadaan tidak
terinduksi, menyebabkan ektivitas enzim dalam tingkatan lemah. Tingkatan
aktivitas tersebut penting untuk induksi operon lac karena induser dari operon, allolaktosa, merupakan derivat dari
laktosa dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh β-galaktosidase. Segera
setelah terbentuk, allolactosa mengikat represor, menyebabkan represor terlepas
dari operator. Hal tersebut menginduksi transkripsi gen struktural z, y,
dan a (Gardner, 1991).
Gen i
lac, operator, dan promotor pada awalnya diidentifikasi secara genetik
melalui isolasi dari mutasi dalam genetik unit-unit ini yang menyebabkan
unit-unit tersebut tidak berfungsi. Mutasi dalam gen i dan operator seringkali menghasilkan sintesis laktosa, dengan
memanfaatkan enzim. Mutasi ini didesain i-
dan oc , secara
berturut. Mutasi i- dan oc bisa dibedakan tidak hanya
oleh posisi map, tetapi juga oleh kelakuan mereka pada F’ merozigot dimana
mereka berlokasi pada konfigurasi cis dan trans relatif pada mutasi dai
struktur gen lac.
Beberapa
mutasi gen i, yang didesain i-d adalah alel wild type dominan.
Dominansi ini ruanya dihasilkan dari ketidakmampuan heteromultimer (lac
operator yang berfungsi sebagai tetromer), yang berisi polipeptida wild-type
dan mutan, yang mnegikat urutan operator. Mutasi gen i lain, yang didesain i-s
, menyebabkan operon lac menjadi uninducible. Ketika dikaji secara in vitro,
mutan i-s bentuk tetramer polipeptida yang mengikat operator lac DNA (Gardner, 1991).
Ketika
sel-sel dari E. coli ditumbuhkan tanpa β-galactosidase, tidak memerlukan
β-galactosidase, dan sel-sel tersebut berisi beberapa molekul enzim. Ketika
substrat yang cocok ditambahkan, maka tampak aktivitas enzim cepat dalam
bakteri tersebut. Dalam 2-3 menit setelah enzim dihadirkan, segera ada 5000
molekul enzim dari setiap bakteri. Ketika substrat dipindahkan dari medium,
maka sintesis enzim akan berhenti dengan cepat seperti keadaan semula (Lewin,
2004).
(Sumber: Lewin, 2004,
p: 284)
Gambar diatas
menunjukkan kebutuhan induksi. Kontrol transkripsi dari gen lac merespon dengan
cepat pada inducer seperti ditunjukkan pada bagian atas gambar. Ketidakhadiran
inducer menyebabkan operon ditranskripsi pada level sangat lemah. Transkripsi
berhenti segera setelah inducer dimatikan.
Promotor lac mengandung dua komponen yang secara
fungsional berbeda:
- RNA
polimerase binding site
- Suatu binding site untuk protein lain
yang disebut CAP (Catabolite Activator Protein), yang berfungsi seperti
operon lac, yaitu tidak
ditranskripsikan apabila terdapat glukosa pada konsentrasi yang cukup
untuk pertumbuhan yang optimal.
Pertanyaan:
1. Apabila
pada suatu lingkungan hanya tersedia laktosa (tidak ada glukosa), bagaimana
cara Escherichia coli beradaptasi dan
mempertahankan dirinya agar tetap mampu tumbuh dan berkembangbiak?
2. Jelaskan perbedaan essensial
antar ‘inducible operon’ dan ‘repressible operon’.
- Jelaskan
fungsi enzim β-galaktosidase, β-galaktosida permease, dan β-galaktosida
transasetilase serta jelaskan komponen penyusun promotor lac.
Jawaban:
1. Apabila
berada dalam lingkungan yang hanya mengandung laktosa, agar mampu terus tumbuh
dan berkembangbiak Escherichia coli akan
melakukan suatu mekanisme ‘turn on’. Bakteri ini akan mensintesis enzim
β-galaktosida dan β-galaktosida permease yang merupakan enzim katabolisme laktosa,
β-galaktosidase yang berperan dalam proses pemecahan laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa, dan β-galaktosida permease yang berperan dalam pemompaan
β-galaktosida ke dalam sel.
2.
Pada fenomena inducible operon, reseptor
bebas mengikat operator, transkripsi ‘turn off’ apabila terdapat molekul efektor 9inducer), akan mengikat
represor, melepaskan represor dari operator sehingga kompleks represor-inducer
tidak mengkat operator.
Pada fenomenan
repressible operon, reseptor bebas tidak dapat menikat operator. Hanya kompleks
molekul represor-efektor yang aktif mengikat operator.
- β-galaktosida
permease memompa laktosa ke dalam sel, β-galaktosidase memecah laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa. Fungsi β-galaktosida belum jelas.
Promotor
lac terdiri dari dua komponen, yaitu: (1) RNA polimerase binding site, (2) Suatu binding
site untuk protein lain yang disebut CAP (Catabolite Activator Protein),
yang berfungsi seperti operon lac,
yaitu tidak ditranskripsikan apabila terdapat glukosa pada konsentrasi yang
cukup untuk pertumbuhan yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner, E, J., Michael
J. Simmons, D. Peter Snustad. 1991. Principles of Genetic Eighth Edition.
Lewin, B. 2004. Genes
VIII Lewin. United States of America:
Pearson Prentice Hall, PearsonEducation,Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar