KONTROL
GENETIK TERHADAP PEMBELAHAN SEL: ONCOGEN DAN PROTOONCOGEN
Komunikasi
Interseuler pada Eukariot Multiseluler
Pada
eukariot multiseluler, mekanisme yang mengatur pembelahan dan pertumbuhan sel
adalah kompleks karena sebuah dimensi baru –komunikasi interseluler- yang
memegang peran utama. Setiap jaringan dalam organ dan setiap organ dalam tubuh
dari suatu organisme harus tumbuh pada ukuran yang tepat. Pertumbuhan tulang,
otot, hati, pankreas, dan lainnya harus dikoordinasi dengan benar selama
pertumbuhan dan perkembangan pada tikus, kelinci, dan manusia. Jelasnya, pada
peristiwa ini, pembelahan sel harus berada di bawah kontrol
yang sangat tepat dalam setiap jaringan dan harus tunduk pada regulasi sinyal yang berbeda dalam berbagai jaringan dan organ. Karena keterkaitan yang rumit yang ada antara jaringan yang berbeda dari tanaman atau hewan multiseluler, komunikasi interseluler harus memainkan
peran sentral esensial dalam pertumbuhan dan diferensiasi pada tumbuhan tingkat
tinggi dan hewan. Bagaimna komunikasi interseluler dapat terjadi? Apa mekanisme
yang diregulasi dalam diferensiasi seluler dan pertumbuhan serta pembelahan
sel? Sekarang kita ketahui bahwa terdapat sejumlah faktor yang merangsang atau
menghambat pertumbuhan dan pembelahan pada tipe khusus sel.
Namun, kita tidak mengerti bagaimana salah satu faktor yang mempengaruhi pembelahan sel pada tingkat molekuler. Informasi cukup yang telah diakumulasi
mengindikasikan bahwa gambaran keseluruhan akan menjadi kompleks, tetapi
sekarang kita hanya memulai untuk memahami beberapa bagian dari gambran
kompleks ini.
Pembelahan
sel, seperti halnya proses biologis lainnya, berada dibawah kontrol genetik.
Gen-gen tertentu harus diregulasi pada proses pembelahan sel dalam respon
terhadap sinyal intraseluler, interseluler, dan lingkungan. Gen yang diregulasi
tersebut tidak diragukan lagi dapat mengalami mutasi, seperti halnya gen yang
lain. mutasi
yang menghapuskan
fungsi gen regulator diperkirakan akan menyebabkan pembelahan sel yang abnormal- ekstrimnya, baik ketidakmampuan untuk
membagi sama sekali atau ketidakmampuan
untuk berhenti membelah.
Sampai
sekarang, kita tidak dapat mengetahui secara detail bagaimana pembelahan sel
dikontrol oleh banyak sel pada hewan tingkat tinggi, juga tidak kita mengidentifikasi semua gen yang mengatur
proses ini dalam eukariot
yang lebih tinggi. Tetapi, belakangan ini studi mengenai gen
virus yang disebut “oncogen” (dari bahasa yunani Greek onkos, yang berarti tumor ), yang bisa menyebabkan hilangnya
kontrol normal pada pembelahan sel, telah menyebabkan identifikasi dari satu set gen homolog disebut protoonkogen pada genom normal
hewan, termasuk manusia. Sel normal protooncogen tersebut bisa diubah menjadi penyebab-tumor sel onkogen melalui
mutasi atau dengan berasosiasi dengan sequen regulasi baru melalui proses
rekombinasi. ini
dan pengamatan terkait menunjukkan bahwa fungsi
seluler normal ptotoonkogens
melibatkan aspek-aspek tertentu dari kontrol pembelahan
sel. Faktanya, hal
itu terlihat seperti terobosan dalam memahami kontrol normal terhadap
pembelahan sel mungkin dihasilkan dari studi gangguan pada kontrol normal yang terjadi pada sel
kanker.
Sel
Kanker: Hilangnya Kontrol pada Pembelahan Sel
Kanker
merupakan kelas terbesar dari berbagai penyakit, yang semuanya menunjukkan
hilangnya kontrol pada prose pertumbuhan dan pembelahan sel. Pada jaringan
nonsirkulasi, seperti hilangnya kontrol pertumbuhan sel dalam memproduksi sel
mass disebut tumor. Kanker atau tumor ganas bermigrasi ke bagian tubuh lainnya,
menimbulkan tumor kedua (sebuah proses yang disebut metastasis). Nonkanker atau
tumot jinak bukan merupakan metastasis.
Kanker
diderita oleh sejumlah besar manusia. Sejumlah uang dan upaya telah digunakan
untuk mempelajari penyakit ini. Meskipun telah ada kemajuan hebat dalam deteksi
dan perawatan kanker, hanya sedikit kemajuan yang dapat dimengerti dengan dasar
molekular dari kanker tersebut. Akan tetapi, sekarang telah ada fakta luas dari
hampir 40 onkogen yang berbeda yang terjadi pada tipe variasi kanker pada
hewan.
Tumor-Inducing
Virus: Viral Oncogens
Informasi
yang diperoleh mengenai oncogen telah datang dari studi dari RNA tumor virus
atau retrovirus. Nama retrovirus diturunkan dari fakta bahwa virus tersebut
menyimpan informasi genetiknya pada single strand genome RNA, dan kemudian
dikonversi manjadi bentuk homolog double-strand DNA setelah menginfeksi sel
inang. Kemudian mereka menggunakan sebuah aliran “backward” (“retro”) informasi
genetik. Biasanya, informasi genetik mengalir dari DNA menuju RNA slama
transkripsi. Retrovirus mengkode enzim khusus, disebut reverse transcriptase
yang mengkatalisis sintesis homolog DNA skuen menggunakan molekul RNA sebagai
template.
Genome
DNA virus tumor seperti polyoma virus, S40 (Simian virus 40), dan adenovirus
juga berisi oncogen yang juga mampu menginduksi pertumbuhan tak terkendali
(neoplastic) pada pertumbuhan sel hewan dalam kultur. Bagaimanapun, oncogen
dari DNA virus lebih sulit dipelajari daripada retrovirus.
Siklus
Hidup Rous Sarkoma Virus
Retrovirus
yang paling dikenal adalah Rous Sarkoma Virus yang menginduksi kanker pada sel
ayam. Segera setelah Rous Sarkoma Virus menginfeksi sebuah sel, genomen RNA direplikasi
menjadi DNA oleh reverse transcriptase, dan DNA virus digabungkan ke kromosom
DNA dari sel inang. Ini kemudian direplikasi dan ditranskripsi oleh sel inang
seperti halya gen normal. Gen dari Rous Sarkoma Virus terdiri dari 4 gen,
yaitu: gag, yang mengkode capsid protein dari virion; pol, yang mengkode
reverse transcriptase; env, yang mengkode protein spikes dari viral envelope; and oncogene src
yang mengkode bound membran protein kinase. Viral gen juga membawa promotor.
Gen src bertanggung jawab pada kemampuan dari Rous Sarkoma Virus untuk
menyebabkan kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner,
E, J., Michael J. Simmons, D. Peter Snustad. 1991. Principles of
Genetic Eighth
Edition.
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/R/RSV.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar